MOS telah selesai, kami pun akan mulai melakukan proses belajar mengajar. Kelas telah dibagi, teman- teman tak banyak yang ku kenal, hanya kira- kira 3 orang teman baru, selain teman lamaku.
Kebetulan aku senang duduk paling depan kalau di kelas, tapi sayangnya aku tak kebagian kursi di depan lagi, tapi ada seorang siswi yang menawariku duduk bersamanya di kursi nomor 2, namanya Wiwid, aku senang sekali, tapi aku jadi agak segan karena ku lihat tak ada anak laki- laki lain yang duduk dengan anak perempuan di kelasku.
Eh, kebetulan lagi ada seorang teman baruku mengajakku duduk dengannya, akupun langsung pindah tempat duduk. Temanku ini berbadan besar, yang lain memanggilnya oom, tapi biasanya “Her”, ya itu panggilan akrabnya.
Entah mengapa aku merasa nyaman dengannya, hingga aku begitu akrab dengannya, dia orangnya menyenangkan, humoris, dan selalu memiliki cerita untuk diceritakan padaku, aku makin dekat dengannya dan aku menganggapnya sebagai abangku, meskipun aku tak pernah mengatakannya. Kami sering menghabiskan waktu istirahat hanya untuk bercerita di dalam kelas, kadang kami hanya berdua saja di dalam kelas,hiy…pasti kebanyakan berpikir kami ada kelainan. Dan benar saja, banyak yang mengatakan demikian.
Tapi entah mengapa kami bisa seakrab itu, bahkan biasanya kami pergi berdua saling merangkul. Aku sangat senang bisa memiliki teman sepertinya karena jujur saja aku bukanlah tipe orang yang mudah berteman, aku cukup kaku untuk memulai pertemanan dengan seseorang.
Sekolah telah berjalan beberapa bulan, dan ada seorang cewek mulai datang menarik perhatianku, sejujurnya aku simpati padanya karena ku rasa dia sedang menghadapi masalah yang ku kira cukup berat, ingat Wiwid? Ya, cewek itulah dia.
Kau tau? Siapa penyebab cewek itu seperti sesedih itu? Ya ampun…dia Hari! Temanku yang ada di urutan nomor satu saat pengumuman penerimaan siswa baru, ya bagaimana ku pikir juga. Ya itu sih menurut penuturan si Wiwid.
Aku menaruh simpati padanya, dan seiring jalannya waktu aku dan Wiwid malah memiliki hubungan pertemanan istimewa yang akupun tak tau sebenarnya apa yang sedang terjadi denganku waktu itu. Tapi aku merasa senang saja dengannya.
Sebulan kemudian aku menerima “Berita Duka”, Wiwid mengatakan bahwa Ia tak lagi bisa jalin hubungan itu dengan ku lagi dengan alasan Bla.Bla.Bla. Ya, aku terima saja. Memang ada sedikit rasa aneh yang agaknya menyiksa, tapi itu tak berlangsung lebih dari 1 hari. Untunglah!
Kemudian semuanya berjalan seperti biasanya saja, hanya saja aku agak tak suka melihat Wiwid, tapi semua ku anggap biasa- biasa saja. Ku pikir juga untuk mendoktrin otakku agar menjadi biasa saja kembali.
Waktu itu aku tertarik untuk memperhatikan seorang siswi yang duduk tepat di depan kursi Guru yang ku tau namanya “Rahayu” yang namanya ku amati saat pengumuman penerimaan. Aku melihat setiap hari ada seorang Cowok datang menemuinya setiap jam istirahat tiba, mereka berbincang seperti orang pacaran lah..dan terakhir ku tau bahwa mereka memang pacaran. Ku pikir, “Wah, cewek itu seleranya tinggi, dengan kakak kelas dia pacaran”.
O ya..aku dan Her kadang kalau sedang belajar suka mengganggu si Rahayu saat dia mencatat materi pelajaran di papan tulis, dia seorang sekretaris kelas waktu itu. Kami mengganggu dia dan kadang membicarakannya di belakangnya. Aku dan Her sebenarnya merasa seperti apa ya? Seperti “geli” atau “merasa asing” dengan caranya berbicara, bahasa Indonesia nya itu lho, terlalu sempurna, bahkan Ia menggunakannya saat berkomunikasi antar teman, itu yang kadang membuat aku dan Her tertawa dan sedikit menggunjingkannya, hehe, “maaf ya Yu”. Habisnya bahasa kamu itu lucu kedengarannya di telinga kami.
Kadang si Her bilang ke aku, “kamu nanti kalau ngomongkan dia terus bisa jadi pacarnya lho!” Ya ku jawab “hiiiiii….masa aku ama dia? Kalo dia mau ama kamu gimana Boy?” Her ketawa, ya jadinya kami ketawa deh..
Semua berjalan alami, tak ada rasa- rasa aneh pada kami sekelas, biasa saja.
Pagi itu, setelah lonceng masuk, aku lihat cewek kelas sebelah.
Hehehe, kayaknya aku tertarik dengannya, sebut aja namanya Dewi. Ya, Cuma tertarik aja, gak lebih dari itu. Kata teman- temannya sekelas sih si Dewi ini cewek pintar, ya gak enak juga mau deketin dia gitu. Rasa tertarik akhirnya hilang juga. Aku pun lebih berniat menjadi lebih serius lagi dalam belajar biar tak pernah mengecewakan orang tua yang ku sayangi.
Aku lebih meminati pelajaran yang kami terima sehingga pengetahuanku jadi lebih lumayan lah… dan waktu itu banyak juga kayaknya yang mau berteman denganku, ya walaupun apa latar belakang mereka mendekatiku, aku gak perduli, yang penting aku banyak teman, haha, kayaknya aku orang “Payah” ya? Memang iya mungkin.
Beberapa cewek di kelas ku juga mulai akrab denganku, Rahayu juga di antaranya. Tapi semuanya ya terjadi secara wajar aja. Saling bertukar pikiran dan ilmu yang kami dapat dari proses belajar sehari- hari, untuk sharing dan bekerjasama mengerjakan tugas.
Waktu itu ku lihat cowoknya Rahayu udah gak pernah mengunjunginya kalau jam istirahat, apakah yang terjadi? Wow..ternyata si Rahayu ini udah ganti cowok, wih…jadi takut dengan ini cewek.
Bersambung....
wahh,,,,masih ingat cerita jaman dulu,,,,,tpi curang masa aku ga di masukin dlam crita,,,,pdahal kyaknya aku jga berperan di kelas itu,,,,,sosok cwok tampan,,,hehehehe
ReplyDeleteahahaaa,kiranya cerita pengalaman kali ya????
ReplyDeleteya nanti aku buat cerita tentang dirimu lah fhen...
em,..kirim aja ke emailku ya...hihihi..
makasih ya udah berkunjung,,..